Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat (Kanwil Kemenkumham Jabar) bersama Baresan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jawa Barat, mengadakan Sarasehan Perlindungan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) di Alam Santosa, Ekowisata dan Budaya Pasir Impun, Kabupaten Bandung Jawa Barat.
Acara ini mengusung tema “Kehadiran Negara Dalam Menjaga Eksistensi Masyarakat Adat dan Perlindungan Terhadap Hasil Cipta Karsa Sebagai Warisan Budaya Bangsa serta Upaya Melestarikan Nilai-nilai Kearifan Lokal Dalam Berbangsa dan Bernegara.”
Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Andi Taletting Langi, menjelaskan bahwa tujuan acara ini adalah untuk mengakui dan menghargai nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam kekayaan budaya dan alam di Jawa Barat, katanya.
Sementara menurut Duta Sawala Barisan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Eka Santosa, menyampaikan terima kasih atas kepedulian Kemenkumham Jabar terhadap pelestarian budaya Jawa Barat.
Eka Santosa menegaskan bahwa perhatian dan upaya Kemenkumham RI sangat berjasa dalam memperhatikan dan memajukan masyarakat adat.
Eka berharap melalui acara Pinton Ajen ke-3, adat Sunda semakin mendunia dan menjadi stimulus bagi masyarakat adat di Indonesia untuk semakin eksis di tengah perkembangan zaman.
Pada kesempatan yang sama dalam sambutannya Kakanwil Kumham Jabar Masjuno menegaskan, bahwa acara ini bukan sekadar seremoni formal, tetapi sebuah peristiwa penting yang mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dan upaya pelestarian budaya yang sangat berharga bagi masyarakat, kata Kakanwil Masjuno Foto bersama masyarakat adat di acara saresehan
Masjuno menambahkan, Kegiatan ini adalah bukti nyata dari upaya kolektif untuk melindungi dan menghargai warisan budaya dan alam yang ada di Provinsi Jawa Barat.
Keberadaan sertifikat-sertifikat ini tidak hanya memastikan hak-hak hukum yang adil bagi komunitas lokal, tetapi juga mengamankan pengetahuan tradisional dan praktik-praktik yang telah diwariskan turun-temurun, jelasnya.
Menurutnya, Kehadiran BOMA menambah keistimewaan acara ini selain itu, Kehadiran kita di sini adalah simbol dari pengakuan atas peran sentral Pemerintah bersama Masyarakat Adat Jawa Barat dalam menjaga keseimbangan manusia dan alam, serta mewariskan nilai-nilai luhur bagi generasi berikutnya. Jika ingin mengenal budaya, turunlah sampai ke alam, papar Kakanwil Masjuno.
“Janganlah kita pandai berkata-kata, tetapi buktikanlah dengan berkarya. Jadilah kita manusia yang bermanfaat, bukan yang memberikan mudarat. Yang bisa kita banggakan pada dunia adalah adat istiadat kita. Jawa Barat boleh berbangga karena Indikasi Geografis seperti Batik Cemplongan dan Kopi Java Preanger sudah mendunia,” ucap Masjuno.
Ia mengajak masyarakat adat untuk lebih peduli dan melindungi kekayaan budaya yang dimiliki, karena Jawa Barat adalah gudangnya seni.
Masjuno menambahkan bahwa kebesaran suatu bangsa ditentukan oleh bagaimana masyarakatnya menghargai budaya mereka sendiri.